Rabu, 10 Februari 2010

Untuk Syi'ah saudaraku (1) : Tentang Khalifah Pertama

Bismillahirrahmanirrahim..
Allaahumma Shalli 'Ala Muhammad wa 'ala Aali Ahlal Baiti Muhammad wa 'alaa ash habihi wa man tabi'ahum bi ihsaanin ilaa yaumiddin.
Shalawat serta salam kepada nama sang panglima terpuji yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz, yang untuknya bumi dijadikan, yang padanya seluruh manusia mencontoh tentang keteladanan, mencontoh tentang ibadah serta mencontoh tentang peperangan. Sanjungan Allah dan manusia pula terlimpahkan kepada Ahlul baitnya yang disucikan, serta seluruh shahabat yang tega mengalirkan setiap tetes darahnya agar manusia tetap menjadi makhluq yang berbudi dan sebenar-benar manusia, bukan menjadi menusia setengah hewan dan bukan menjadi manusia 'setan'.
Untuk saudaraku para syi'ah, ruang ini akan kujadikan bahan diskusi tentang kalian. Aku berlindung kepada Allah, semoga Allah senantiasa menjaga kita semua agar terlindung dari kesesatan dan selalu memberi petunjuk kepada kita semua. Dalam Syi'ah, Imam Ali dianggap Khalifah yang sah setelah Nabi Muhammad SAW, para pengikut Syi'ah berusaha mengangkat masalah ini (sesuai hadits Ghadir Khum, hadits ini diriwayatkan saat Rasulullah kembali dari melaksanakan Hajji Wada' pada tahun 9 H). Teks haditsnya berbunyi " Jika kalian menganggap aku (Rasulullah) sebagai walinya, maka 'Ali adalah walinya ". Ini adalah hadits yang menyatakan bahwa kita harus senantiasa mematuhi segala perilaku dan ucapan 'Ali. Pertanyaannya , bagaimana jika 'Ali AS sendiri mematuhi kekhalifahan Abu Bakar dan tidak pernah terbersit sedikitpun di hatinya untuk memprotes hal ini?bukankah menjadi suatu hal yang lucu dan aneh apabila kita memprotes sementara Imam kita malah menjadi penasehat Khalifah (saat itu)? Jika kita memprotes, kita ikut kemauannya siapa ? Kemauannya imam 'Ali kah (semoga Allah memberi maqam yang tinggi padanya) ? Atau kemauannya para pemimpin "Persia" (Iran/Bukan Arab Qurays)? yang notabene pernah menjadi para penyembah api (majusi)? Kami tahu kaum Syi'ah adalah kaum yang sangat mencintai Nabi dan Ahlul Baitnya, namun jangan dengan kecintaan ini kita menjadi kaum yang melakukan kecintaan yang serupa seperti kaum Nashrani yang mencintai Yesus (melakukan hal berlebihan) tanpa ilmu. Ini mungkin sedikit perkataan Imam 'Ali AS dalam Nahj al-Balaghah karya Ibnu Abi Al Hadiid sebagai literatur Syi'ah yang (wallahu a'lam, semoga Allah melindungi kami dari prasangka buruk) sering disembunyikan.
Imam 'Ali berkata : "Seandainya kami tidak melihat Abu Bakar itu pantas memegang khalifah, tentu kami tidak akan membiarkannya " (Nahj Al balaghah, juz I hal. 30). Ini perkataan yang mulia dari sepupu Rasulullah, seorang pemuda yang pertama masuk Islam dan pengganti Rasulullah di tempat tidur ketika para Kuffar (La'natullah Alaih) mengepung Rasulullah. Siapa di antara kita yang lebih bijak dan lebih benar perkataannya daripada Imam 'Ali, apakah ada yang mau 'berani unjuk gigi' mengatakan hal itu ? Lucunya, Imam 'Ali tidak pernah 'sewot' tentang khilafah, tapi ada sekelompok orang (kami tidak tahu orang mana) malah tempramental dan marah kalo Abu Bakar naik jadi khalifah. Emangnya yang 'sewot' itu lebih hebat dan lebih suci dari Imam 'Ali ? Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari perasaan 'sombong' dan merasa lebih benar perkataan dan perbuatannya daripada Imam 'Ali yang disucikan. Wallahu A'lam bis shawab.

Tidak ada komentar: